Jumat, 16 Oktober 2009

Puisi

Aku bayangkan got yang kau pajang

-- Dody Kriswaloejo


ketika hujan aku tak pernah membayangkan
bagaimana keajaiban tercipta
tapi tidak melalui got yang kau angankan
betapa sajakmu membuat hantu hantu bangkit tidur
persis tanah Surabaya dengan keinginan lembab Samun

betapa aku inginkan melukis sajakmu sebagai bukit dan kau arung melebihi bayangan kota bodoh dengan anjing menyalak
tapi aku tak ingin lahir serupa puisimu
aku ingin meledakkan rumah rumah utara
yang kau kira berubah hitam sejak sungai tak lagi kau alirkan di lenganmu
seperti barisan tanah yang lebih sakit hati dari elang elang hujan

gerimis yang kupajang melebihi bentang gaun pelacur
selebihnya sungai dengan hantu hantumu yang
tak perawan

inilah keinginan kota kota selatan
bagaimana sajakku membaca sejarah sebagai dunia tanpa ketololan
sebab kau lebih layak
terpotong sebagai penyair simbolis
yang sudah terbantai sejak
patung patung bermimpi mengelupas di kulitmu

Surabaya, Juni 2007

* Dody Kristianto, lahir 3 April 1986. Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya. Penikmat Kajian Sastra, Seni dan Budaya. Bergiat pada kelompok Jeda Interlude dan Komunitas Penulis lepas (www.penulislepas.com). Beberapa sajaknya pernah muncul di beberapa media.


PUISIKU
Kusimpan jantung ketulusan


kusimpan jantung ketulusan
saat kau curi hatiku
meremukkan asaku setiap waktu memerkosaku
hingga lelah...
jarum jam mulai menggigil di angka 12
terpasung kata-kataku
tangan ini mencekik sendiri lukisan
yang kusimpan dalam-dalam
mengirimkan secercah cuaca
hati kau aku...

kusimpan jantung ketulusan
hingga kubiarkan diriku
terpanggang dalam bara api
kutatap malam berlalu
kesunyian bagaikan badai samudra
menenggelamkan kapal, melilit asaku
dalam gelombang berpusar

kusimpan jantung ketulusan
saat kau berikan jiwamu dalam danau hatiku
jiwa tersentak terbangun
kata-katamu membiaskan pengkhianatan
kelembutanmu menindasku
kilau senyumanmu dahulu
tertawa kau merobek kanvas hatiku
hingga hilang diceburkan di serayu
dalam maya mimpi
aku menangis meratap merindukanmu

Karya : Bayuaji




Kanvas tak berbentuk

Apa yang kulukiskan
Kuas perasaanku terbawa anjing
Warna lukisan blabur terhempas
Ketika aku melukis hanya tergambar wajah
dalam janin yang usang...

Karya : Bayuaji


Hernowo Bayuaji seseorang yang idealis dan telah bercerai dengan dunia yang lalu dan tersesat dalam dunia baru. Dalam dunia barunya ia menyukai mencium sajak dan bertualang dalam hutan imajinasinya yang liar dan belukar. Saat ini ia sedang menggarap sebuah novel terbarunya berjudul "Jangan biarkan mawar merah menanti putih"

2 komentar:

  1. wah bagus sekali puisinya mas dody yaww, bayu jangan kalah dunk

    BalasHapus
  2. Puisi bayuaji di atas ditulis pada waktu ia masih di bangku SMU

    BalasHapus